Riwayat Bekerja kuli bangunan

Hari pertama bekerja di bangunan
Bersama orang-orang yang telah berumahtangga yaitu adik kandung dari ibuku, kakak dari ibuku dan 1 lgi kenalan orang-orang tersebut.
Awal bekerja saya bingung mau apa, saya hanya menunggu perintah untuk bekerja, dari mencari kusen bambu dan mencabuti paku yang mengganggu pada kayu tenagaku masih terasa banyak.
Pekerjaan beratpun datang yaitu mengangkat batako, tenaga tangan terkuras, satu demi satu kumengangkat menghabiskan waktu.
Waktu istirahat sholat dhuhur lanjut makan, di sela waktu makan siang disinilah aku menggunan waktu untuk menulis, alasannya saya tidak merokok jadi saat orang lain merokok dan dari pada NDOPLONG saya jadikan waktu tersebut untuk ini.
Keasikan bercengkrama, suasana yang alami bersama gerimis tak membuatku putus asa. Secangkir air putih hangat yang menenangkan mengalihkan tema pembicaraan.
Batako dijatah 6 kali dan baru 4, setelah selasai waktu istirahat ketika batako ke 5 datang cuaca masih hujan kita tidak melanjutkan untuk menunggu hujan reda. Kupikir-pikir kerja ini ternyata bebas tidak diperbudak berlebihan, kalau hujan boleh ditunda jadi waktu menulis menambah, lumayanlah jadi istirahat bertambah. Terasa sangat berbeda kehidupan sebelum bekerja, semoga bisa berkembang nantinya.
Batako ke 5.... GRRH pegal-pegal dan keriput perih tangan onichan terasa berat dan panas hingga mandi keringat.
Waktu tak terasa selanjutnya mandi bawa peralatan sendiri
Katanya sih di dieng kalau mandi air hangat nanti seusai mandi jadi dingin dan sebaliknya, tapi saya nekat pakai air hangat karena nyentuh air dingin serasa gigit es.
Njir banget deh, hari pertama Yatta akhirnya hari pertama selesai jua, lanjut NGIBEDAH (お祈り) oinori dan sebelum TURU (寝る) neru onichan masih punya anime untuk mengisi tenaga hari esok.
また明日 mata asita
cukup sekian cerpen 1 hari awal pekerjaan pertama


Kisah desa dieng
Saat onichan pergi ke dieng untuk bekerja banya sekalai rumah-rumah mewah ditengah rumah kayu biasa, ketika sampai di tempat kerja ada 1 rumah di depan tempat kerja, terdapat 3-5 orang yang menganggapku aneh, mungkin karena melihat pendatang baru mungkin juga karena tingkahku yang aneh atau bentuk wajah ku yang agak kejepangan ya, hahaha, tapi ada benarnya lo saat makan malam bersama rekan kerja ada penghuni rumah nenek-nenek mengatakan onichan mirip orang china. Loh kok china? Kurang pengalaman tuh si nenek hidupnya di dieng terus sih.
Menjelang pukul 07:00 pm banyak sekali 🎆花火 hanabi (kembang api) 🎇 mungkin di dieng sudah lebaran ya? Hahaha puasa saja belum, mungkin mereka kaya banget ya karena buang uang untuk 花火.
Lokasi onichan bekerja tuh sepi mobil sepi motor, jadi bisa tenang karena rumah onichan dipinggir jalan raya, BISING yang setiap hari terdengar akhirnya disembuhkan di sini.
幸せになる malam ketentraman kenyamanan kunikmati hidup ini.
Kosong itu isi, isi itu kosong. Tidak mencari pahala maupun surga, istilah lainnya onichan sudah mencapai titik 0 kehidupan (mungkin).
Jika sudah demikian onichan hanya bisa sampai disini, sulit mencari ide untuk dituangkan ke post ini, coba onichan review dari atas, tidak beraturan menulisku kan.
Cukup untuk posting ini, jangan bosan meluangkan waktu untuk membaca setiap post / artikel onichan ya!
Sore jaa sitsureishimasu.
-はじめて:
-した: 1 ◼サンダル, 1 ◼ ジャケット, ズボン下, ズボン, ドレスサッツ

-カバンのなか: カバあ, 2 バスタオル, 2 ぼうし, マスカ,  2 はだぎ, 2 ズボン下, 3ズボン, 1 サッツ, ジャケットミニ

Artikan sendiri ya onichan
Hari ke 2 bekerja di dieng.
Disambut dengan angin tubuh menjadi dingin, kuberanikan naik bangunan rumah menyelesaikan menali besi-besi besar menggunakan alat tukang yang serba ada, angin kencang dan terik matahari bersatu, kutamengi dengan 1 topi ala orang desa berwarna hijau. Tak lama rekan kerja memetik buah jambu khas dieng, istimewanya jambu ini tak ada ulat sedikitpun, onichan tahu sendiri di dieng dingin hingga ulat di jambu tak bisa berkembang, rasanyapun tidak kalah dengan jambu di pertamini (⊙ө⊙) bahahasa, ditambah dinginnya jambu suhu dieng terasa kimochi di perut bahahasa.
Siang hari hanya bertugas menali besi baja, ingat kupu-kupu baja lagunya CaptainJack CJ, tahukan band asal Jogja ini, pernah nonton langsung? Onichan pernah 1 kali dan terasa berbobot rock lagu mereka, bersama teman SMA dahulu.
Tak terlalu berat pekerjaan hari ini tapi harus bekerja, onichan ditempatkan dibawah jadi petugas ambil kayu buat yang di atas bangunan, enteng tapi pegal ya masih tetap.
Lagu dangdut yang mengiringi pekerjaan jadi lebih ringan bahahasa, asek...goyang yok chan asolole.
Menjelang bulan puasa nanti kira-kira nyaman tidak ya, bekerja jauh di laju. Putar musik takbiran langsung onichan, hati pun menangis meratapi takbiran, masyarakat untung tidak demo, kalau demo sepertinya  seru ya bisa lempar-lempar material bahahasa.
Setelah usai mandi tangan serasa patah tulang tepat di bagian pergelangan tangan kerena belum terbiasa menali besi. Ayo dicoba dirumah mumpung masih hidup.
Cukup sekian onichan, oyasuminachuan.

Disaat istirahat malam seperti biasa bercanda bercerita terdengan indah seperti suasana desa yang tenang tentram sederhana, sulit untuk di gambarkan dengan kata-kata. Dari membahas motor sampai ular, njir sampai rekan saya disamakan dengan ular.
Mata sudah tergambar bantal kasur, sulit untuk melanjutkan post ini, kehabisan akal.
Padahalsih masih pukul 19:50, menunggu adzan, sholat langsung tidur.
Lanjut besok saja ya, mari ke tempat tidur 😪 お休みなさい おにちゃん。

Hari ke tiga, karena dua kali minum kopi tadi malam sekarang mata ngantuk 2 kali lipat. Terlalu banyak kopi memang tidak sehat, onichan juga tidak merokok untuk kesehatan, onichan juga jalankan hidup sehat ya.
Leyeh-leyeh ditemati musik dangdut roma irama, kapan bayaran ya sudah 2 hari lebih setengah hari, mungkin lusa saat pulang, semoga saja waktu tetap lambat karena ingin waktu terasa cepat maka yang dirasakan sangat lambat, ほんとうにですよ。
Hari ini onichan bekerja memilih yang ringan karena pergelangan tangan belum sembuh total, mungkin perlu pijat atau minum jamu campur kuning telur bebek.
Minum air putih hangat di dieng itu serasa ada manis-manisnya karena mata air yang melimpah dan dikelola dengan baik oleh masyarakat sendiri.
Kemampuan menulis berkurang, biasanya bisa sampai 4 sekarang 1 saja sedikit kalimat.
Melenceng jauh nih onichan membahas suara hewan dengan kemampuan diri seperti suara ayam burung ataupun onta, gampang loh kalau sudah menguasai cara-caranya.
Persediaan pakaian yang terbatas, onichan nekat pakai kaos dalam sama jaket, tidak memakai kaos / baju, ini di dieng jangan sakakan di kota, pakai pakaian seperti onichan ini harus sering-sering menuju パヲン supaya tidak terlalu kedinginan.
Alhamdulillah mulai terbiasa sholat jamaah rekan-rekan keraja onichan, semoga saja bisa rutin ya, tapi sulit pada sholat subuh karena rekan yang bangun dari tidur belum pasti bersama. Suasana berjamaah yang religious membuat pekerjaan merasa berguna dan semoga halal, suara imam mengucap lafal Allah di ruang kecil sangat munusuk hati ingat akan dosa-dosa lalu.
Apa? Onichan mau menulis apa? Kucing, kucing bisa makan ayam hidup, tapi hanya ayam yang masih kecil, kalau ayam besar tidak berani, kucing apakah itu?
Ambora cat, kucing hias yang harus dijaga dengan ketat, walaupun かわい(*´д`*) tapi jika melihat hewan terutama ayam kucing tersebut akan menerkam, harus dihindarkan ya, perlu di kurung dari jangkauan hewan lainnya.
Terlihat gradasi merah biru di atas bukit-bukit mengelilingi onichan, suara kicau burung menambah suasana pagi, membuat pikiran tenang bagus untuk menulis.
Bukit-bukit yang tergambar jelas didepan mata terselimuti kabut tebal dari bawah kawah yang membuat ingin terbang bermain-main di sana.
Dengan duduk silah di lantai atas melihat pemandangan pagi mulai terdengar suara kokok ayam jantan pedesaan yang membangunkan warga. Gunung yang dikelilingi kabut khas dieng mulai melihatkan emas-emas yang berada di dalamnya.
Semoga awal pagi yang  cerah ini kan membawa suasana hati sampai nanti tidur lagi dan menjadi semangat bekerja dihari ini bersama rekan kerja yang masih tertidur pulas kelelahan.
Suhu yang semakin dingin membuat onichan serasa di paksa masuk ke rumah, walaupun saling balapan masuk kamar mandi onichan selalu saja langsung mendapat yang kosong, bejo kali ya.
Setelah kalajengking onichan melanjutkan menulis post ini, dan akan membahas kalajengking, hayo tahu tidak? Kalajengking itu hewan, tapi yang dimaksud onichan bukan hewan, maksud onichan adalah kala-kala njengking, berasal dari bahasa jawa yaitu kala-kala (kadang-kadang) dan njengking adalah posisi tubuh persis gerakan rukuk saat sholat (islam) tapi njengking ini bukan sekedar rukuk tetapi semua gerakan sholat.
Jadi njengking itu sholat yang biasanya dikatakan kebanyakan orang jawa untuk merendah hati saat akan melakukan ibadah sholat (islam). Intinya supaya tidak terlihat sombong (mungkin)

Setelah 6 hari kerja, akhirnya onichan gajian juga, lumayan gaji pertama hidup onichan selama 6hari mendapat gaji Rp270.000,00.
Bagi onichan uang belum berguna jadi onichan kasih ke 私の母 sebanyak Rp200.000,00 , serasa hidup bisa ngasih orang tua untuk pertama kali. Selanjutnya 私の弟 kukasih uang jajan. Rasanya mendapat gaji pertama itu onichan bahagia banget, langsung ingin buat jajanin keluarga, takterasa waktu begitu cepat menjalani pekerjaan onichan. Saat pulang ke rumah onichan merasakan indahnya kebersamaan keluarga, sebenarnya hidup onichan sudah cukup seperti ini, tapi hipud harus selalu mempunyai mimpi, ya mimpi walaupun belum terwujud mimpi-mimpi onichan, hidup onichan sudah merasakan arti hidup (mungkin). Sudah tidak mengenal dosa ataupun pahala, hidup hanya mengalir apa adanya dan apa yang seharusnya. Membangun hati tidaklah mudah, onichan berbeda dan sama, titik tengah, kanan dan kiri sudah tak peduli.
Mimpi apa ya? Ingin apa ya? THE SECRETS OF LONG STORY apaan tuh. Wadepak coeg bahahasa Indonesia.
(ノ≧∀≦)ノ(눈_눈)
Setelah 1 hari dirumah besok sabtu berangkat kembali 仕事をします。 ke Serang Dieng bersama rekan kerja memakai motor.
んんんんんんげえええええええんんん dinginnya dieng dan kabut tebal pagi hari turut mengantar menuju ke tempat 仕事。desu desu. Latihan lapar yuk hampir puasa ramadhan, nasi diganti lintingan. . .
Dont protest.
Ngopi ngopi liren leng kerja, onichan aneh-aneh wae ya.
damok bae mpakna wedos

Comments